Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh
Anak-anak ibu yang hebat dan cerdas sudah siap belajar hari ini?
Mari kita awali dengan berdo’a terlebih dahulu semoga kita selalu sehat dan diberikan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan belajar hari ini!
Selanjutnya mintalah bantuan kepada Ayah/bunda selama melakukan kegiatan pembelajaran, ya! Jangan lupa ucapkan tolong bila minta bantuan, dan ucapkan maaf apabila melakukan kesalahan, dan ucapkan terima kasih setelah mendapatkan bantuan!
------------------------------------------------------------------------
Sub Tema 2 : Perkembangan Teknologi Produksi Sandang
- 3.9 Menjelaskan simetri lipat dan simetri putar pada bangun datar menggunakan benda konkret
- 4.9 Mengidentifikasi simetri lipat dan simetri putar pada bangun datar menggunakan benda konkret
- 3.6 Mencermati isi teks informasi tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi di lingkungan setempat
- 4.6 Meringkas informasi tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi di lingkungan setempat secara tertulis menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif.
- 3.3 Mengetahui dinamika gerak tari
- 4.3 Memperagakan dinamika gerak tari
10 Kain Tradisional Indonesia
1. Batik
Kain tradisional Indonesia yang satu ini sudah berkali-kali hampir diklaim oleh negara tetangga kita. Padahal jika kita telusuri, jelas-jelas akar kata batik adalah dari bahasa Jawa. Batik berasal dari kata “amba” yang dalam bahasa
Jawa artinya menulis dan “titik” yang artinya titik. Pada awalnya batik dibuat di atas kain mori lalu digambar dengan menggunakan lilin dengan canting. Motif atau corak batik bukan hanya sekadar indah, namun juga mengandung berbagai lambang dan makna masing-masing. Beberapa motif batik bahkan hanya digunakan oleh keluarga keraton. Batik tak melulu hanya batik Jogja. Ada juga batik Solo, batik Pekalongan, batik Cirebon, batik Banyumas, batik Bali, dan lainnya
2. Ulos
Ulos adalah kain tradisional Indonesia yang dikembangkan oleh masyarakat
Batak. Ulos dibuat dengan cara ditenun. Dalam tradisi masyarakat Batak, ulos ada dalam berbagai peristiwa penting, mulai dari pernikahan, kelahiran, dan duka cita. Ulos juga kadang diberikan kepada ibu yang sedang mengandung untuk melindungi sang ibu dari segala marabahaya dan mempermudahlahirnya sang bayi. Nenek moyang orang Batak percaya bahwa salah satu hal
yang memberi kehidupan bagi tubuh manusia adalah kehangatan. Memakai ulos dapat memberikan kehangatan itu. Warna dominan pada ulos adalah merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh ragam tenunan dari benang emas atau perak. Sangat disayangkan bahwa ada beberapa jenis ulos yang sudah punah, seperti Ulos Raja, Ulos Ragi Botik, Ulos Gobar, Ulos Saput, dan Ulos Sibolang
3. Tenun Ikat
Tenun ikat merupakan kain tradisional Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke zat pewarna alami. Sebelum ditenun, helai-helai benang diikat dengan plastik atau tali sesuai dengan corak yang akan dibuat sehingga pada saat dicelup bagian benang yang dikat plastik atau tali tidak akan terwarnai. Alat tenun yang digunakan adalah alat tenun tanpa mesin. Beberapa daerah di Indonesia yang terkenal dengan kain tenun ikatnya adalah Toraja, Sintang, Jepara, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan Timor
4. Kain Gringsing
Kain gringsing adalah satu-satunya kain tradisional Indonesia yang dibuat menggunakan teknik dobel ikat. Keseluruhan prosesnya dikerjakan dengan tangan. Proses pembuatannya membutuhkan waktu sekitar 2-5 tahun. Kain Gringsing berasal dari Tenganan, Bali. Gringsing berasal dari kata “gring” yang artinya “sakit” dan “sing” yang artinya “tidak”. Maknanya adalah seperti penolak bala dan untuk menyembuhkan penyakit. Berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat, adanya kain gringsing ini berawal dari Dewa Indra yang kagum akan keindahan langit di malam hari. Dewa Indra lalu mengajarkan para wanita Tenganan untuk menguasai teknik menenun kain gringsing yang melukiskan dan mengabadikan keindahan bintang, bulan, matahari, dan hamparan langit lainnya.
5. Songket
Songket adalah kain tradisional khas Melayu dan Minangkabau yang tergolong keluarga tenunan brokat. Songket ditenun menggunakan tangan denganbenang emas dan perak. Kata “songket” sendiri berasal dari istilah “sungkit” dalam bahasa melayu yang artinya “mengait”. Hal ini sesuai dengan metode pembuatannya, yaitu dengan mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun, kemudian menyelipkan benang emas. Songket memiliki berbagai motif tradisional yang merupakan ciri khas budaya setempat. Beberapa motif songket antara lain Saik Kalamai, Buah Palo, Barantai Putiah, dan Barantai Merah. Selain itu, masih banyak motif songket yang belum dipatenkan
6. Sasirangan
Sasirangan merupakan kain tradisional suku Banjar, Kalimantan Selatan. Kata “sasirangan” berasal dari kata “sirang” yang artinya diikat atau atau dijahit dengan tangan dan ditarik benangnya (dijelujur). Kain mori atau katun digambari motif khas lalu dijelujur/disirang berdasarkan motif yang sudah dibuat. Ciri khas kain sasirangan terletak pada coraknya yang sangat menunjukkan corak khas Kalimantan. Saat ini ada sekitar 30 motif sasirangan, antara lain bayam raja, naga balimbur, kulat ka rikit, daun taruju. Sentra pembuatan kain sasirangan ada di Kampung Sasirangan, Kecamatan Banjarmasin Tengah
7. Tapis
Kain tapis adalah salah satu kerajinan tradisional masyarakat Lampung sebagai usaha mereka untuk menyelaraskan kehidupan dengan alam semesta dan juga Sang Pencipta. Kain tapis disulam dengan menggunakan peralatan tradisional. Pada zaman dulu, kain tapis disulam oleh gadis-gadis Lampung di rumah mereka. Pengerjaannya bisa memakan waktu berbulan-bulan dan hasilnya menjadi cerminan kepribadian mereka. Kain berwarna gelap dari hasil pewarna alami disulam dengan benang emas. Umumnya, kain tapis memiliki motif zigzag, piramida, flora, dan fauna.
8. Kain Besurek
Kain besurek merupakan kain tradisional Indonesia yang berasal dari Bengkulu. Besurek artinya “bersurat” atau “bertuliskan”. Penamaan ini dikarenakan motif batik besurek yang sangat khas berupa motif huruf arab gundul (kaligrafi) yang dikaligrafikan. Motif ini terpengaruh unsur kebudayaan islam. Hal inilahyang membedakan besurek dengan batik Jawa. Walaupun demikian, proses pembuatan kain besurek tidak berbeda dengan pembuatan batik Jawa. Untuk pewarnaan, kain besurek pun memiliki warna yang lebih cerah dan beragam
9. Tenun Dayak
Di masa lalu, selesai berladang, para wanita Dayak akan mengisi waktu luangnya dengan menenun. Tenun Dayak dibuat dengan menggunakan alat yang disebut gedok. Proses pengerjaannya pun cukup lama, bisa memakan waktu hingga bulanan. Pewarnaannya pun menggunakan bahan pewarna alami. Kain tenun Dayak memiliki motif flora dan fauna dari alam sekitar mereka. Motifnya sangat khas Kalimantan. Beberapa tenun Dayak antara lain kebat yang memiliki motif asimetris atau motif alam, sidan yang memiliki warnaterang dan cerah, sungket yang memiliki motif garis besar dan tegas. Kainkebat, sidan, dan sungket ini biasa dipakai oleh suku Dayak Iban di Kalimantan Barat. Kain tenun Dayak sangat digemari oleh wisatawan mancanegara.
10. Sutra Bugis
Kain sutra Bugis ditenun dari benang yang dihasilkan dari ulat sutra atau kokon, sebagaimana masyarakat setempat menyebutnya. Sarung sutra Bugis pada awalnya hanya digunakan sebagai padanan baju bodo (pakaian tradisional Sulawesi Selatan). JIka kita perhatikan, sarung sutra Bugis memiliki motif kotak-kotak yang berbeda-beda. Beda ukuran kotak mengandung arti yang berbeda. Dahulu, motif kotak-kotak ini menjadi petunjuk apakah seorang Bugis sudah menikah atau belum. Kotak berukuran kecil dengan warna cerah dinamakan motif Ballo Renni. Motif ini dipakai oleh wanita yang belum menikah. Sedangkan kotak berukuran lebih besar dengan warna merah terang atau merah keeemasan dinamakan motif Balo Lobang. Motif ini digunakan pria Bugis yang belum menikah. Selain dua motif tersebut, ada juga beberapa motif sarung sutra Bugis lainnya.
Kain tradisional Indonesia tidak semata 10 kain di atas. Masih banyak kain tradisional Indonesia lainnya yang tak kalah cantiknya. Kain tradisional Indonesia, selain dapat dijadikan koleksi yang berharga, juga dapat digunakan pada saat menghadiri acara-acara penting. Mari kita lebih mencintai harta kekayaan Indonesia!
Fungsi Kain adat
1. Kain adat dapadigunakan sebagai bahan pakaian sehari-hari.
2. Pakaian adat biasanya dipakai saat u pacara adat.
3. Kain adat juga banyak digunakan sebagai baju tarian daerah.
4. Kain adat sering digunakan dalam upacara perkawinan.
5. Di beberapa daerah kain adat juga digunakan saat ada keluarga yang meninggal.
Komentar
Posting Komentar